10 Contoh Soal Lensa Cembung & Cekung Beserta Jawabannya
https://www.fisikabc.com/2018/04/contoh-soal-dan-jawaban-lensa-cembung-dan-cekung.html?m=1
Daftar Materi Fisika
Advertisement
Baca Juga:
Pada kesempatan kali ini kita akan membahas beberapa contoh soal dan pembahasan mengenai pembiasan cahaya pada lensa cembung (lensa positif) dan lensa cekung (lensa negatif). Namun, sebelum itu kita uraikan secara ringkas terlebih dahulu mengenai konsep dasar pembiasan cahaya pada lensa cembung dan cekung beserta rumus-rumus pokoknya berikut ini.
Konsep Pembiasan Cahaya pada Lensa Cembung
Apa itu Lensa Cembung?
Lensa cembung adalah lensa dengan bagian tengah lebih tebal daripada bagian tepi. Cahaya yang jatuh pada permukaan lensa cembung akan mengalami pembiasan. Berkas-berkas sinar datang akan dibiaskan sehingga berkas-berkas sinar biasnya mengumpul. Oleh karena itu, lensa cembung disebut jugalensa konvergen. Adapun bagian-bagian lensa cembung ditunjukkan pada gambar berikut ini.
Sifat-Sifat Bayangan Lensa Cembung
Letak dan sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung bergantung pada letak benda. Sebuah objek yang diletakkan di depan sebuah lensa cembung akan memiliki bayangan dengan sifat tertentu. Berikut ini adalah daftar posisi benda, sifat bayangan dan letak bayangan pada peristiwa pembiasan cahaya pada lensa cembung.
Posisi Benda
|
Sifat Bayangan
|
Letak Bayangan
|
Ruang I
|
Maya, tegak, diperbesar
|
Di depan lensa
|
Titik Fokus
|
Maya, tegak, diperbesar
|
Di depan lensa
|
Ruang II
|
Nyata, terbalik, diperbesar
|
Di belakang lensa
|
Pusat Kelengkungan
|
Nyata, terbalik, sama besar
|
Di belakang lensa
|
Ruang III
|
Nyata, terbalik, diperkecil
|
Di belakang lensa
|
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat kita simpulkan beberapa hal mengenai sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung, yaitu sebagai berikut.
□
|
Semua bayangan maya yang dibentuk lensa cembung selalu tegak terhadap bendanya.
|
□
|
Semua bayangan nyata yang dibentuk lensa cembung pasti terbalik terhadap bendanya.
|
Rumus-Rumus Pada Lensa Cembung
Pada lensa cembung, hubungan antara jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’) akan menghasilkan jarak fokus (f). Hubungan tersebut secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
1
|
=
|
1
|
+
|
1
|
f
|
s
|
s'
| ||
2
|
=
|
1
|
+
|
1
|
R
|
s
|
s'
|
Keterangan:
s = jarak benda
s’ = jarak bayangan
f = jarak fokus
R = jari-jari lensa
Sementara perbesaran bayangan (M) dapat dicari melalui perbandingan antara tinggi bayangan dengan tinggi benda atau jarak bayangan dengan jarak benda yang dirumuskan sebagai berikut.
M
|
=
|
h'
|
=
|
s’
|
h
|
s
|
Keterangan:
M = perbesaran bayangan
h' = tinggi bayangan
h = tinggi benda
s’ = jarak bayangan
s = jarak benda
Pada lensa cembung, makin kecil jarak titik fokusnya, maka makin kuat lensa tersebut memancarkan sinar. Hal ini berarti bahwa kekuatan lensa berbanding terbalik dengan jarak titik fokusnya. Secara matematis, kekuatan lensa dirumuskan sebagai berikut.
P
|
=
|
1
|
f
|
Keterangan:
P = kekuatan lensa (dioptri = D)
f = jarak fokus (m)
Sedangkan rumus untuk menentukan nomor ruang benda dan nomor ruang bayangan pada lensa cembung, secara matematis dituliskan dalam bentuk persamaan berikut ini.
Nomor ruang benda + nomor ruang bayangan = V
|
Konsep Pembiasan Cahaya pada Lensa Cekung
Apa itu Lensa Cekung?
Lensa cekung merupakan lensa yang permukaan lengkungnya menghadap ke dalam. Ciri utama lensa cekung adalah bagian tengah lebih tipis daripada bagian pinggir atau tepi. Berbeda dengan lensa cembung yang mengumpulkan sinar (konvergen), lensa cekung memiliki sifat memancarkan/menyebarkan sinar (divergen). Adapun bagian-bagian lensa cekung diilustrasikan pada gambar berikut.
Sifat-Sifat Bayangan Lensa Cekung
Adapun sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung adalah sebagai berikut.
□
|
Maya
|
□
|
Tegak
|
□
|
Diperkecil
|
□
|
Terletak di depan lensa, yaitu di antara titik pusat optik (O) dan titik fokus aktif (F1).
|
□
|
Jarak bayangan lebih kecil dari jarak benda (s’ < s)
|
□
|
Jarak bayangan selalu bernilai negatif (s’ = −)
|
Rumus-Rumus Pada Lensa Cekung
Pada lensa cekung, hubungan antara jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’) akan menghasilkan jarak fokus (f). Hubungan tersebut secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
1
|
=
|
1
|
+
|
1
|
f
|
s
|
s'
| ||
2
|
=
|
1
|
+
|
1
|
R
|
s
|
s'
|
Keterangan:
s = jarak benda
s’ = jarak bayangan
f = jarak fokus
R = jari-jari lensa
Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
□
|
Tanda jarak fokus pada lensa cekung selalu bernilai negatif. Hal ini disebabkan letak titik fokus aktif (utama) pada lensa cekung terletak di depan lensa.
|
□
|
Untuk benda nyata di depan lensa cekung, selalu terbentuk bayangan maya. Jadi, nilai s’ pada lensa cekung selalu bertanda negatif.
|
Sementara perbesaran bayangan (M) dapat dicari melalui perbandingan antara tinggi bayangan dengan tinggi benda atau jarak bayangan dengan jarak benda yang dirumuskan sebagai berikut.
M
|
=
|
h'
|
=
|
s’
|
h
|
s
|
Keterangan:
M = perbesaran bayangan
h' = tinggi bayangan
h = tinggi benda
s’ = jarak bayangan
s = jarak benda
Lensa cekung memiliki kemampuan untuk menyebarkan sinar cahaya. Kemampuan ini disebut kekuatan lensa. Semakin kecil jarak fokus lensa, semakin besar kekuatan lensa untuk menyebarkan sinar. Kekuatan lensa cekung dirumuskan sebagai berikut.
P
|
=
|
1
|
f
|
Keterangan:
P = kekuatan lensa (dioptri = D)
f = jarak fokus (m)
Contoh Soal dan Pembahasan
1. Sebuah benda dengan tinggi 3 cm berada pada jarak 10 cm dari lensa cembung yang mempunyai jarak fokus 6 cm.
a. Gambarkan pembentukan bayangan yang terjadi.
b. Bagaimanakah sifat bayangannya?
c. Tentukan tinggi benda.
Penyelesaian:
Diketahui:
h = 3 cm
s = 10 cm
f = 6 cm
Ditanyakan:
a. Lukisan bayangan
b. Sifat bayangan
c. h’
Jawab:
a. Lukisan pembentukan bayangan
Jarak fokus lensa adalah 6 cm sehingga jari-jari kelengkungan lensa adalah 2 kali jarak fokus, yaitu:
R = 2 × f = 2 × 6 = 12 cm
Dengan demikian, jarak benda lebih besar dari jarak fokus dan lebih kecil dari jari-jari lensa, dapat kita tuliskan sebagai berikut.
R > s > f
Jadi, benda terletak di ruang II (di antara F2 dan P2). Lukisan pembentukan bayangan dari benda tersebut ditunjukkan pada gambar berikut ini.
b. Sifat bayangan
Berdasarkan gambar pembentukan bayangan di atas, maka sifat bayangan yang terbentuk adalah nyata, terbalik, dan diperbesar.
c. Tinggi bayangan (h’)
Untuk menentukan tinggi bayangan, kita terlebih dahulu mencari jarak bayangan (s’) dengan menggunakan rumus berikut.
1/f = 1/s + 1/s’
1/6 = 1/10 + 1/s’
1/s’ = 1/6 – 1/10
1/s’ = 5/30 – 3/30
1/s’ = 2/30
s' = 30/2
s’ = 15 cm
Kemudian, dengan menggunakan rumus perbesaran bayangan, maka tinggi bayangan adalah sebagai berikut.
h'/h = s’/s
h’ = (s’/s) × h
h’ = (15/10) × 3
h’ = 45/10
h’ = 4,5 cm
Jadi, tinggi bayangan benda adalah 4,5 cm.
2. Sebuah benda setinggi 1 cm berada di depan lensa cekung dengan fokus 2 cm. Jika jarak benda 6 cm maka tentukanlah:
a. Jarak bayangan
b. Perbesaran bayangan
c. Tinggi bayangan
d. Sifat bayangan
Penyelesaian:
Diketahui:
s = 6 cm
h = 1 cm
f = −2 cm
Ditanyakan: s’, M, h’ dan sifat bayangan.
Jawab:
a. Jarak bayangan
Jarak bayangan (s’) ditentukan dengan menggunakan rumus berikut.
1/f = 1/s + 1/s’
1/−2 = 1/4 + 1/s’
1/s’ = (1/−2) − 1/6
1/s’ = (−3/6) − 1/6
1/s’ = −4/6
s' = 6/−4
s’ = −1,5 cm
Jadi, jarak bayangannya adalah 1,5 cm di depan lensa.
b. Perbesaran bayangan
M = |s’/s|
M = |−1,5 /4|
M = 1 /2,67
M = 1/3 (pembulatan ke atas)
Jadi, bayangan mengalami perbesaran 1/3 kali ukuran benda (dipekecil).
c. Tinggi bayangan
M = |h’/h|
1/3 = h’/1
h' = 1/3 cm = 0,3 cm.
Jadi, tinggi bayangannya adalah 0,3 cm.
d. Sifat bayangan
□ Karena s’ bernilai negatif (−) maka bayangan bersifat maya dan tegak.
□ Karena M = 1/3 (lebih kecil dari 1) maka bayangan lebih kecil.
Dengan demikian sifat bayangan yang terbentuk adalah maya, tegak, dan diperkecil.
3. Sebuah benda setinggi 1 cm diletakkan di depan lensa cembung pada jarak 3 cm. Jika fokus lensa adalah 2 cm, tentukanlah sifat bayangan yang terbentuk.
Penyelesaian:
Diketahui:
h = 1 cm
f = 2 cm
s = 3 cm
Ditanyakan: sifat bayangan
Jawab:
Cara Pertama: Metode Menghapal
Dari data di soal, benda berada 3 cm di depan lensa. Sementara itu, jarak fokus lensa (f) adalah 2 cm sehingga jari-jari kelengkungan lensa adalah:
R = 2f
R = 2 × 2 cm = 4 cm
Karena jarak benda lebih kecil daripada jari-jari kelengkungan lensa dan lebih besar daripada jarak fokus lensa atau secara matematis dituliskan sebagai berikut.
R > s > f
Maka benda berada di antara titik fokus dan jari-jari lensa atau di ruang II. Dengan melihat tabel sifat bayangan, maka kita peroleh sifat bayangan benda adalah nyata, terbalik dan diperbesar.
Cara Kedua: Metode Perhitungan (Rumus)
Untuk mengetahui sifat bayangan yang dihasilkan dengan menggunakan metode perhitungan, maka kita tentukan dahulu jarak bayangan (s’) dan perbesaran bayangan (M).
■ Jarak bayangan
1/f = 1/s + 1/s’
1/2 = 1/3 + 1/s’
1/2 – 1/3 = 1/s’
3/6 – 2/6 = 1/s’
1/6 = 1/s’
s' = 6 cm
■ Perbesaran Bayangan
M = |s’/s|
M = |6/3|
M = 2
■ Sifat bayangan
1) karena s' bernilai positif (+) maka bayangan bersifat nyata dan terbalik.
2) karena M > 1 maka bayangan diperbesar.
Dengan demikian, sifat bayangan yang terbentuk adalah nyata, terbalik dan diperbesar.
4. Sebuah benda setinggi 1 cm berada di depan lensa cekung dengan fokus 2 cm. Jika jarak benda 4 cm maka tentukanlah jarak bayangan, perbesaran bayangan, tinggi bayangan dan sifat bayangan.
Penyelesaian:
Diketahui:
h = 1 cm
s = 4 cm
f = −2 cm
Ditanyakan: s’, M, h’, dan sifat bayangan.
Jawab:
■ Jarak bayangan dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
1/f = 1/s + 1/s’
1/−2 = 1/4 + 1/s’
1/s’ = 1/−2 − 1/4
1/s’ = −2/4 − 1/4
1/s’ = −3/4
s' = 4/−3
s' = −1,3 cm
Jadi, jarak bayangan adalah 1,3 cm di depan lensa.
■ Perbesaran bayangan dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut:
M = |s’/s|
M = |−1,3/4|
M = 0,3 = 1/3
Jadi, bayangan benda mengalami perbesaran 1/3x (bayangan benda lebih kecil).
■ Tinggi bayangan dapat dicari dengan menggunakan rumus perbesaran bayangan, yaitu sebagai berikut.
M = h’/h
1/3 = h’/1
h' = 1/3 × 1
h' = 0,3 cm
Jadi, tinggi bayangan benda adalah 0,3 cm.
■ Dari hasil perhitungan s’ dan M maka sifat bayangan ditentukan dengan cara berikut:
1. Karena s’ bernilai negatif (−) maka bayangan bersifat maya dan tegak
2. Karena M = 1/3 < 1, maka bayangan diperkecil.
Jadi, sifat bayangan yang terbentuk oleh lensa cekung adalah maya tegak dan diperkecil. Sebenarnya, sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung selalu sama jadi kita tidak perlu menggunakan perhitungan ataupun melukis pembentukan bayangan dalam menentukan sifat bayangan pada lensa cekung.
5. Sebuah benda terletak 10 cm di depan lensa cembung. Bila fokus lensa 15 cm, berapa jarak bayangan ke lensa?
Penyelesaian:
Diketahui:
s = 10 cm
f = 15 cm
Ditanyakan: s’
Jawab:
1/f = 1/s + 1/s’
1/s’ = 1/f – 1/s
1/s’ = 1/15 – 1/10
1/s’ = 2/30 – 3/30
1/s’ = –1/30
s’ = 30/–1
s’ = –30
Jadi, jarak bayangan ke lensa adalah 30 cm. Tanda negatif (–) menunjukkan bayangan maya.
6. Sebuah lensa cekung mempunyai fokus 20 cm. Tentukan kekuatan lensanya!
Penyelesaian:
Diketahui:
f = −20 cm = −0,2 m
Ditanyakan: P
Jawab:
P =1/f
P = 1/−0,2
P = −5 dioptri
Jadi, kekuatan lensa cekung tersebut adalah −5 dioptri.
7. Sebuah benda dengan tinggi 3 cm terletak 12 cm di depan lensa cembung yang memiliki jarak fokus 8 cm. Hitunglah tinggi bayangan!
Penyelesaian:
Diketahui:
h = 3 cm
s = 12 cm
f = 8 cm
Ditanyakan: h’
Jawab:
Untuk menentukan tinggi bayangan, elemen-elemen yang harus kita ketahui terlebih dahulu adalah jarak bayangan (s’) dan perbesaran bayangan (M).
■ Jarak bayangan
1/f = 1/s + 1/s’
1/s’ = 1/f – 1/s
1/s’ = 1/8 – 1/12
1/s’ = 3/24 – 2/24
1/s’ = 1/24
s’ = 24/1
s’ = 24 cm
■ Perbesaran bayangan
M = |s’/s|
M = |24/12|
M = 2
Dari dua perhitungan di atas, kita peroleh s’ = 24 cm dan M = 2. Sehingga, tinggi bayangan dapat kita tentukan dengan cara berikut.
M = |h’/h|
2 = h’/3
h' = 2 × 3 = 6
Dengan demikian, tinggi bayangannya adalah 6 cm.
8. Jika sebuah lensa bikonkaf memiliki kekuatan lensa 1,5 dioptri, berapakah jarak fokus lensa tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui:
Lensa = bikonkaf (cekung)
P = −1,5 dioptri
Ditanyakan: f
Jawab:
P =1/f
f = 1/P
f = 1/−1,5
f = −0,67
Jadi, lensa tersebut memiliki jarak titik fokus lensa 0,67 m = 67 cm.
9. Sebuah benda diletakkan di ruang antara F2 dan P2. Di manakah letak bayangannya? Sebutkan sifat-sifatnya!
Jawab:
Ruang benda berada di antara F2 dan P2 berarti ruang II (depan lensa). Agar jumlah ruang benda dan ruang bayangan sama dengan 5, berarti bayangan ada di ruang (III). Oleh karena ruang bayangan lebih besar dari ruang benda, maka bayangan bersifat diperbesar. Coba kalian perhatikan lagi gambar bagian-bagian lensa cembung. Ruang (III) adalah ruang tempat bayangan yang terletak di belakang lensa. Oleh karena bayangan berada di belakang lensa, maka sifat bayangan adalah nyata dan terbalik. Jadi sifat bayangan yang dihasilkan adalah nyata, terbalik, dan diperbesar.
10. Berapakah kekuatan lensa sebuah lensa bikonveks dengan jarak titik fokus 10 cm?
Penyelesaian:
Lensa = bikonveks (berarti lensa cembung, sehingga f dan P bernilai positif)
f = 10 cm = 0,1 m
Ditanyakan: P
Jawab:
P = 1/f
P = 1/0,1 = 10
Jadi, lensa tersebut memiliki kekuatan 10 dioptri.
Sangat bermanfaat
ReplyDeleteSangat bermanfaat
ReplyDeleteTerima kasih! Untuk membuat materi makin lengkap, gambar untuk lensa cekung juga dapat disertakan.
ReplyDelete