Pengertian Kelajuan Shutter, F-Stop, dan Pemfokusan pada Kamera
https://www.fisikabc.com/2017/12/kelajuan-shutter-f-stop-pemfokusan-kamera.html?m=1
Daftar Materi Fisika
Advertisement
Baca Juga:
Komponen-komponen dasar kamera adalah lensa, kotak ringan yang rapat, shutter (penutup) untuk memungkinkan lewatnya cahaya melalui lensa dalam waktu yang singkat, dan pelat atau potongan film yang peka. Gambar di bawah ini menunjukkan desain atau diagram sebuah kamera sederhana.
Ketika shutter dibuka, cahaya dari benda luar dalam medan pandangan difokuskan oleh lensa sebagai bayangan pada film. Film terdiri dari bahan kimia yang peka terhadap cahaya yang mengalami perubahan ketika cahaya menimpanya. Pada proses pencucian, reaksi kimia menyebabkan bagian yang berubah menjadi tak tembus cahaya sehingga bayangan terekam pada film. Benda atau film ini disebut negatif, karena bagian hitam menunjukkan benda yang terang dan sebaliknya.
Proses yang sama terjadi selama pencetakan gambar untuk menghasilkan gambar “positif” hitam dan putih. Film berwarna menggunakan tiga bahan celup yang merupakan warna-warna primer. Kalian juga dapat melihat bayangan dengan membuka bagian belakang kamera dan memandang melalui secarik tissue atau kertas lilin (di mana bayangan dapat terbentuk) yang diletakkan pada posisi film dengan shutter terbuka.
Just Info!
Pada tahun 1925, Leits Company dari Jerman membuat kamera pertama yang menggunakan film berukuran 35 mm. Berkat film tersebut, kamera dibuat kecil dan ekonomis.
|
Ada tiga penyetelan utama pada kamera dengan kualitas yang baik, yaitu kecepatan shutter, f-stop, dan pemfokusan. Pada saat ini, walaupun banyak kamera dengan sistem penyetelan secara otomatis, pemahaman mengenainya akan berguna untuk menggunakan kamera apa pun dengan efektif. Untuk hasil yang khusus dan kualitas tinggi, kamera yang memungkinkan penyetelan manual harus dimiliki.
1. Kelajuan Shutter
Kelajuan shutter mengacu pada berapa lama penutup kamera (shutter) dibuka dan film terbuka. Laju ini bisa bervariasi dari satu detik atau lebih (“waktu pencahayaan”) sampai 1.000/1 detik atau lebih kecil lagi. Untuk menghindari pengaburan karena gerak kamera, laju yang lebih cepat dari 100/1 detik biasanya digunakan. Jika benda bergerak, laju shutter yang lebih tinggi dibutuhkan untuk “menghentikan” gerak tersebut.
Umumnya shutter berada persis di belakang lensa, sedangkan pada kamera SLR (single-lens reflex /refleks lensa tunggal) adalah shutter “bidang fokus”, yang merupakan tirai tidak tembus cahaya persis di depan film yang bukaannya dapat bergerak cepat melintasi film untuk menerima cahaya.
2. F-Stop
Banyaknya cahaya yang mencapai film harus dikendalikan dengan hati-hati untuk menghindari kekurangan cahaya (terlalu sedikit cahaya sehingga yang terlihat hanya benda yang paling terang) atau kelebihan cahaya (terlalu banyak cahaya, sehingga semua benda terang tampak sama, tanpa adanya kesan kontras dan kesan “tercuci”.
Untuk mengendalikan bukaan, suatu “stop” atau diafragma mata, yang bukaannya dengan diameter variabel, diletakkan di belakang lensa. Ukuran bukaan bervariasi untuk mengimbangi hari-hari yang terang atau gelap, kepekaan film yang digunakan, dan kecepatan shutter yang berbeda. Ukuran bukaan diatur dengan f-stop, didefinisikan sebagai:
f-stop
|
=
|
f
|
D
|
Dengan f-stop adalah panjang fokus lensa dan D adalah diameter bukaan. Contohnya, jika lensa dengan panjang fokus 50 mm memiliki bukaan D = 25 mm, maka lensa tersebut diatur pada f/2. Bila lensa diatur pada f/8, bukaan hanya 61/4 mm (50 ÷ 61/4 = 8).
3. Pemfokusan
Pemfokusan adalah peletakan lensa pada posisi yang benar relatif terhadap film untuk mendapatkan bayangan yang paling tajam. Jarak bayangan minimum untuk benda di jarak tak berhingga (~) dan sama dengan panjang fokus. Untuk benda-benda yang lebih dekat, jarak bayangan lebih besar dari panjang fokus, sesuai dengan persamaan atau rumus lensa 1/f = 1/s + 1/s’ .
Untuk memfokuskan benda-benda dekat, lensa harus dijauhkan dari film, hal ini biasanya dilakukan dengan memutar sebuah gelang pada lensa. Jika lensa terfokus pada benda dekat, bayangan tajam dari benda itu akan terbentuk, tetapi benda yang jauh mungkin akan kabur, tampak seperti pada Gambar berikut ini.
Berkas-berkas dari titik pada benda jauh akan berada di luar fokus, dan membentuk lingkaran pada film. Benda jauh akan menghasilkan bayangan yang terdiri atas lingkaran-lingkaran yang bertumpang-tindih dan akan kabur. Lingkaran-lingkaran ini disebut lingkaran kebingungan. Agar benda dekat dan jauh terlihat tajam pada saat yang sama dapat diperoleh dengan mengatur fokus lensa pada posisi pertengahan.
Untuk pengaturan jarak tertentu, ada kisaran jarak di mana lingkaran-lingkaran tersebut akan cukup kecil, sehingga bayangan akan cukup tajam. Kisaran ini disebut kedalaman medan. Untuk pilihan diameter lingkaran kebingungan tertentu sebagai batas atas (biasanya diambil 0,03 mm untuk kamera 35 mm), kedalaman medan bervariasi terhadap bukaan lensa.
Faktor lain juga memengaruhi ketajaman bayangan, antara lain kekasaran film, difraksi, dan aberasi lensa yang berhubungan dengan kualitas lensa itu sendiri. Berdasarkan panjang fokus dan ukuran film, lensa kamera dibedakan menjadi normal, telefoto, dan sudut lebar. Lensa normal adalah lensa yang menutup film dengan medan pandangan yang kira-kira sama dengan pandangan normal. Lensa normal untuk film 35 mm mempunyai panjang fokus dalam jarak 50 mm.
Lensa telefoto berfungsi seperti teleskop untuk memperbesar bayangan. Lensa ini memiliki panjang fokus yang lebih panjang dari lensa normal, ketinggian bayangan untuk jarak benda tertentu sebanding dengan jarak bayangan, dan jarak bayangan akan lebih besar untuk lensa dengan panjang fokus yang lebih besar. Untuk benda-benda jauh, tinggi bayangan hampir sebanding dengan panjang fokus. Bila lensa telefoto 200 mm yang digunakan pada kamera 35 mm menghasilkan perbesaran 4× lensa normal 50 mm.
Lensa sudut lebar memiliki panjang fokus yang lebih pendek dari normal, medan pandang yang lebar akan tercakup dan benda-benda tampak lebih kecil. Lensa zoom memiliki panjang fokus yang dapat diubah, sehingga kita tampak mendekati atau menjauhi objek sewaktu mengubah panjang fokus.
Dua jenis sistem pandangan umum dipakai pada kamera-kamera saat ini. Umumnya, kalian melihat melalui jendela kecil persis di atas lensa seperti skema/diagram kamera sederhana pada gambar sebelumnya. Pada kamera refleks lensa tunggal (single-lens reflex/SLR), kalian secara aktual/nyata memandang melalui lensa dengan menggunakan prisma dan cermin, seperti tampak pada gambar berikut.
Sebuah cermin tergantung pada sudut 45o di belakang lensa dan mengangkat persis sebelum shutter terbuka. SLR memilki keuntungan besar bahwa kalian akan melihat hampir sama dengan apa yang kalian lihat di film.
William Fox Talbot (1800-1877)
Hampir seribu tahun yang lalu ilmuwan Arab Alhazen menjelaskan bagaimana bayangan gambar Matahari dapat dibuat di dalam ruangan yang digelapkan. Menjelang tahun 1660, orang telah membuat kamera obscura yang dapt dibawa ke mana-mana yang dilengkapi dengan lensa, layar kertas, dan alat pemfokus. Baru 150 tahun kemudian Joseph Niepce menemukan cara untuk merekam cahaya sehingga fotografi yang sebenarnya pun lahir.
Kamera modern menggunakan teknik yang dirintis pada tahun 1830-an oleh William Fox Talbot. Ia mencelupkan kertas ke dalam klorida perak yang berubah menjadi bewarna gelap jika terdedah ke udara. Ketika ia membiarkan cahaya jatuh ke kertas itu, timbul gambar negatif. Dengan menggunakan teknik yang sama, ia dapat membuat cetakan positif.
|
Post a Comment
Mohon berkomentar secara bijak dengan bahasa yang sopan dan tidak keluar dari topik permasalahan dalam artikel ini. Dan jangan ikut sertakan link promosi dalam bentuk apapun.
Terimakasih.