6 Jenis Mata Manusia (Emetropi, Miopi, Hipermetropi, Presbiopi, Astigmatisma dan Buta Warna)
https://www.fisikabc.com/2017/12/jenis-mata-manusia.html
Daftar Materi Fisika
Advertisement
Baca Juga:
Mata merupakan indra penglihatan dan merupakan organ yang dapat menangkap perubahan dan perbedaan cahaya. Organ ini bekerja dengan cara mentransmisikan cahaya melalui lensa untuk menghasilkan bayangan objek yang dilihatnya. Mata merupakan volume tertutup di mana cahaya masuk melalui lensa (lensa mata). Diafragma berfungsi untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke mata sehingga objek akan tampak jelas dan mata tidak silau.
Pupil sebagai lubang pada diafragma merupakan tempat/jalan masuknya cahaya, sehingga tidak ada cahaya yang dipantulkan darinya karena ini merupakan lubang dan sangat sedikit cahaya dipantulkan kembali dari bagian dalam mata. Retina berada pada permukaan belakang berfungsi sebagai tempat jatuhnya bayangan.
Retina terdiri atas serangkaian saraf dan alat penerima (reseptor) yang rumit, dinamakan dengan sel batang dan sel kerucut yang berfungsi untuk mengubah energi cahaya menjadi sinyal listrik yang berjalan di sepanjang serabut saraf. Rekonstruksi bayangan dari semua reseptor kecil ini terutama dilakukan di otak, walaupun beberapa analisis ternyata dilakukan pada jaringan hubungan saraf yang rumit pada retina itu sendiri.
Di pusat retina ada daerah kecil yang disebut fovea, berdiameter sekitar 0,25 mm, di mana kerucut-kerucut tersusun rapat, bayangan paling tajam dan pemisahan warna yang paling baik ditemukan. Sistem saraf pada mata menganalisis sinyal untuk membentuk bayangan dengan kecepatan sekitar 30 m/detik.
Lensa mata hanya sedikit membelokkan berkas cahaya. Umumnya pembiasan dilakukan di permukaan depan kornea (indeks bias = 1,376), yang juga berfungsi sebagai pelindung. Lensa mata berfungsi sebagai penyetel untuk pemfokusan pada jarak yang berbeda. Hal ini dilakukan oleh otot siliari yang mengubah kelengkungan lensa sehingga panjang fokusnya berubah. Untuk pemfokusan pada benda jauh, otot akan rileks dan lensa memipih, sehingga berkas-berkas pararel terfokus pada titik fokus (retina), tampak seperti pada Gambar a di bawah ini.
Untuk pemfokusan pada benda dekat, otot berkontraksi, menyebabkan lensa mata mencembung sehingga jarak fokus menjadi lebih pendek, jadi bayangan benda yang dekat dapat difokuskan pada retina, di belakang titik fokus, tampak seperti pada Gambar b. Kemampuan mata untuk mencembung atau memipihkan lensa mata ini disebut daya akomodasi.
Jenis-Jenis Mata Manusia
Berdasarkan jangkauan pandang, mata manusia dibedakan menjadi dua macam, yaitu mata normal (emetropi) dan mata cacat. Nah, mata cacat dibagi lagi menjadi empat jenis yaitu miopi (rabun dekat), hipermetropi (rabun jauh), presbiopi (mata tua) dan astigmatisme. Berikut ini penjelasan lengkap kelima jenis mata tersebut.
1. Mata Normal (Emetropi)
Jarak terdekat yang dapat difokuskan mata disebut titik dekat mata (PP = punctum proximum). Untuk orang dewasa muda biasanya mempunyai titik dekat 25 cm, walaupun anak-anak sering kali bisa memfokuskan benda pada jarak 10 cm. Selanjutnya, semakin tua usia seseorang, kemampuan berakomodasi makin kurang dan titik dekat bertambah.
Adapun jarak terjauh di mana benda masih dapat terlihat jelas disebut titik jauh (PR = punctum remotum). Untuk mata normal adalah mata yang memiliki titik dekat PP = 25 cm dan titik jauh PR = tak berhingga. Gambar a dan Gambar b di atas menunjukkan daya akomodasi pada mata normal. Mata “normal” lebih merupakan idealisasi daripada kenyataan.
Sebagian besar populasi manusia memiliki mata yang tidak berakomodasi dalam kisaran normal yaitu 25 cm sampai tak berhingga, atau memiliki kelainan mata atau yang dikenal sebagai cacat mata. Dua cacat mata yang umum adalah rabun jauh dan rabun dekat. Keduanya dapat ditolong dengan lensa, baik kacamata maupun lensa kontak.
2. Rabun Jauh (Miopi)
Mata miopi atau rabun jauh adalah mata yang hanya dapat memfokuskan benda pada jarak dekat. Titik jauh mata (PR) tidak berada pada tak berhingga tetapi jarak yang lebih dekat, sehingga benda jauh tidak terlihat jelas. Rabun jauh atau miopi biasanya disebabkan oleh lensa mata yang terlalu cembung, sehingga bayangan benda yang jauh terfokus (jatuh) di depan retina. Dengan menggunakan lensa divergen (cekung), dapat menyebabkan berkas sinar sejajar menyebar, sehingga memungkinkan berkas-berkas sinar biasnya terfokus pada retina, tampak seperti pada gambar berikut ini.
3. Rabun Dekat (Hipermetropi)
Hipermetropi atau rabun dekat adalah mata yang tidak dapat memfokuskan benda pada jarak dekat. Walaupun benda-benda jauh biasanya terlihat jelas, titik dekat (PP) agak lebih besar dari mata “normal” 25 cm, yang menyebabkan sulit membaca. Kelainan ini disebabkan lensa mata terlalu pipih sehingga bayangan benda yang dilihat terbentuk di belakang retina. Cacat mata ini dapat ditolong dengan lensa konvergen (cembung), tampak seperti pada gambar di bawah ini.
4. Mata Tua (Presbiopi)
Orang-orang yang sudah tua, biasanya daya akomodasinya sudah berkurang. Pada mata presbiopi, titik dekatnya lebih jauh daripada titik dekat mata normal (titik dekat > 25 cm) dan titik jauhnya lebih dekat daripada titik jauh mata normal (titik jauh < ~). Oleh karena itu, penderita presbiopi tidak dapat melihat benda-benda yang letaknya dekat maupun jauh.
Untuk dapat melihat jauh dengan jelas dan untuk membaca pada jarak normal, penderita presbiopi dapat ditolong dengan kacamata berlensa rangkap (kacamata bifokal). Kacamata bifokal adalah kaca mata yang terdiri atas dua lensa, yaitu lensa cekung dan lensa cembung. Lensa cekung berfungsi untuk melihat benda jauh dan lensa cembung untuk melihat benda dekat/membaca.
5. Astigmatisma
Astigmatisma biasanya disebabkan oleh kornea atau lensa yang kurang bundar sehingga benda titik difokuskan sebagai garis pendek, yang mengaburkan bayangan. Hal ini dikarenakan kornea berbentuk sferis dengan bagian silindrisnya bertumpuk. Pada gambar di bawah ini menunjukkan lensa silindris memfokuskan titik menjadi garis yang paralel dengan sumbunya.
Mata astigmatisma memfokuskan berkas pada bidang vertikal, katakanlah pada jarak yang lebih dekat dengan yang dilakukannya untuk berkas pada bidang horizontal. Astigmatisma dapat ditolong dengan menggunakan lensa silindris yang mengimbanginya.
Lensa untuk mata yang rabun jauh atau rabun dekat serta astigmatisma dibuat dengan permukaan sferis dan silindris yang bertumpuk, sehingga radius kelengkungan lensa korektif berbeda pada bidang yang berbeda. Astigmatisma diuji dengan melihat dengan satu mata pada pola seperti pada gambar di bawah ini. Garis yang terfokus tajam tampak gelap, sementara yang tidak terfokus tampak lebih kabur atau abu-abu.
6. Buta Warna
Pola bintik-bintik pada gambar di bawah ini berguna untuk menguji buta warna, yaitu suatu ketidakmampuan mata untuk membedakan warna-warna. Orang yang buta warna mengalami kekurangan salah satu tipe sel kerucut (sensor warna), untuk mendeteksi warna merah, hijau atau biru.
Gejala buta warna yang paling umum adalah buta warna hijau merah, yaitu ketidakmampuan untuk membedakan kedua jenis warna tersebut. jika dapat melihat angka-angka dua belas, dua, empat puluh dua, tujuh puluh empat, dan enam di dalam pola di atas, berarti kalian tidak buta warna. Buta warna lebih banyak dijumpai pada pria dibandingkan pada wanita.
Izin ambil gambar nya buat tugas pak
ReplyDeleteoke
Deletemakasih sangat membantu😊
ReplyDeleteSosuli agar terhindar dari mata kabur atau rabun , makasih
ReplyDelete